Jumat, 18 Februari 2011

RODA KEHIDUPAN

Kehidupan ini ibarat roda. Yang namanya roda selalu berputar. Kadang bagian tertentu berada di atas dan bagian yang lain berada di bawah. Demikian pula dengan kehidupan. Pada kurun waktu tertentu dalam hidup ini kita berposisi di atas. Namun yakin dan percayalah akan ada saatnya kita berada di bagian bawah dari kehidupan. Kondisi ini berlaku pada semua aspek kehidupan.

 Pada saat tertentu kita sehat maka akan ada saat yang lain diri kita tak berdaya dalam sakit. Ada saat dimana kita nampak muda dan bertenaga. Tetapi percayalah waktu akan memberikan fakta bahwa semua unsur kemudaan itu akan mengalami penuaan. Ada saat kita berpunya bahkan berkelimpahan namun boleh jadi akan ada situasi kita hidup dalam kepapaan.

Ada orang yang awalnya miskin namun roda kehidupan membawanya pada kelimpahan rezeki. Ia membanting tulang peras tenaga, putar otak dan hatur doa yang sangat banyak. Bangkit dari keterpurukan berkali-kali. Ia belajar darinya. Dan akhirnya roda hidup membawanya pada kehidupan yang dipenuhi rezeki. Tadinya tangannya selalu di bawah kini telah berubah menjadi tangan muzakki.

Ada orang yang berasal dari keluarga tak mendapatkan penghormatan di masyarakat namun pada kurun waktu tertentu ia berhasil meraih kemuliaan di hadapan masyarakat yang lebih luas. Ia menata hati, pikiran dan penampakan fisiknya. Belajar dan belajar pada keadaan. Kemudian menerobos setiap peluang yang dapat mengantarkannya pada kehidupan yang lebih baik

Ada orang yang hari-harinya penuh dengan perbuatan nista. Tiada hari tanpa pelanggaran. Kemudian bangkit mencari ampunan. Karena memang Allah swt membentangkan lapangan ampunan yang sangat luas. Padahal sudah tak mampu ia mengkalkulasi pelanggarannya. Namun karena ia bertekad untuk kembali pada kehidupan yang dipenuhi keberkahan. Maka Allah swt memberikannya

Demikian pula dengan kepemimpinan. Ketika kita menjadi pemimpin maka seharusnya ada ruang yang luas pada jiwa kita bahwa suatu saat kita akan dipimpin. Ada saatnya kita menjadi jenderal dan tunggulah waktunya kita menjalankan peran sebagai prajurit. Awalnya kita memiliki kewenangan memberikan perintah namun akan ada waktunya kita diperintah oleh salah seorang yang kita perintah

Demikianlah siklus hidup. Selalu berputar. Bahwa suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kehidupan akan selalu berputar. Itulah yang disebut dengan sunnatullah. Sebuah hukum ilahi yang pasti dirasai setiap insan sebagaimana siklus hidup dan mati. Bahwa ketika kita hidup di dunia ini maka harusnya tersadari dengan begitu kuat akan kita meninggal atau mati.

Ketika masih berada pada posisi bawah dari hidup ini maka bulatkan tekad, lipatgandakan tenaga, haturkan doa yang banyak, optimalkan ikhtiar dan selalu belajar dari pengalaman kemudian melajulah dengan roda kehidupan. Ikutilah putarannya dengan sepenuh jiwa. Yakinlah Allah swt akan mengantarkan kita pada tujuan. Karena pertolonganNya berdasarkan sekuat apa yakin kita padaNya.

Bila proses itu belum membawa kita pada posisi atas dari roda kehidupan maka kita perlu obat yang menguatkan staminan mental kita. Kita membutuhkannya agar kenyataan itu tidak membuat kita terhempas dari roda kehidupan. Obat penangkal itu adalah 3S yakni sabar, sabar dan sabar. Inilah obat mujarab yang akan mengantarkan kita kembali pada jalur sukses.

Ketika kita berposisi di atas dari hidup ini. Agar kenikmatannya selalu membersamai kita, tidak cepat turun pada posisi bawah maka penuhilah dengan kesyukuran. Jangan sampai lalai dan konsisten dalam kelalaian. Bila itu terjadi maka pelan namun pasti roda kehidupan akan segera bergeser mengikuti alurnya. Ia akan segera menuju pada posisi bawah

Di sekitar kita, yang sering terjadi adalah seseorang ketika berada pada puncak kenikmatan ia lupa dengan realitas awal dirinya. Bahwa awalnya ia beranjak dari situasi kondisi bawah dari kehidupan. Pada saat roda hidup memutar maka ia berputar dengannya. Dan karenanya kehidupannya juga berubah. Apabila kondisi lupa itu berlangsung lama maka disitulah awal dari permasalahan akut muncul.

Memang setiap orang punya sifat dasar lupa. Ketika berada di atas dan tengah menikmati hasilnya ia lupa maka hal itu bisa dimaklumi. Kondisi ini dapat dimaklumi syaratnya bila berlangsung sejenak. Artinya pada momen tertentu kondisi itu menyadarkannya pada realitas hidup yang sesungguhnya. Kemudian ia bangkit bergegas kembali kepada jalur kesyukuran.

Yang problematik adalah lupanya keterusan. Artinya ketika ia sedang mereguk kenikmatan Ia mabuk di dalamnya. Lalu ia mengistiqamahkan diri dalam kelupaan itu. Pada saat-saat tertentu ia terkadang ingat baik karena ia melihat realitas internalnya maupun diingatkan oleh orang lain. Akan tetapi ia dengan sengaja menguburnya dalam kelalaian. Keadaan inilah yang problematik itu.

Karena itu, mengertilah kita mengapa kita diajarkan agar banyak belajar dari kehidupan ini. Dan ayat yang pertama turun pun adalah berkenaan dengan ini. Kita diperintahkan untuk banyak iqra’. Meng-iqra’ semua hal baik yang berhubungan dengan pengalaman pribadi dan keluarga maupun yang terjadi pada orang lain. Bila itu kita lakukan dengan penuh kesadaran maka akan ada keajaiban dalam hidup ini

Begitulah Allah Yang Maha Kuasa memberikan pelajaran bagi setiap insan. Bahwa hidup ini selalu berputar. Bila kita siap mengambil setiap hikmah dari setiap peristiwa maka insya Allah kita akan lebih lama berada dalam roda kehidupan yang memberikan kenikmatan. Putaran roda ketika kita di bagian atas akan terasa nikmat dan lama adanya. Wallahu’alam

0 komentar:

Posting Komentar

Slider Code Enter Here

Teman